Tuesday, July 8, 2014

Bukan Lagi Hanya Menjadi Kisah dalam Negeri Dongeng

Membaca kisah dari negeri dongeng. Banyak keajaiban yang mencengangkan. Gatotkaca yang terbang melayang dengan pakaian pusakanya. Superman yang meluncur ke angkasa dengan jubahnya. Serta bidadari cantik Nawang Wulan dengan selendangnya meninggalkan Jaka Tarub di bumi dan terbang ke kahyangan. Bahkan Nenek Sihir yang terbang dengan sapu ajaibnya.

Terbang Menembus Awan dalam Kisah Negeri Dongeng
Ragam dongeng yang menjadi pengantar tidur anak tersebut melekat erat sejak dulu hingga saat ini. Tidak lekang oleh masa. Dan, saat mendengarkan cerita semacam itu, anak-anak terkesima dan turut berhayal, seolah dirinya adalah tokoh itu sendiri. Sehingga, setelah mendengar, membaca, atau melihat dongeng tersebut, mereka akan mempraktikkan bagaimana menjadi putri cantik atau pangeran perkasa yang dapat terbang menembus awan.

Mereka akan mengenakan sapu, menaikinya, dan menyeretnya sambil lari berkelok-kelok. Atau mengenakan sarung dan selendang yang diserakkan di punggung, lalu berlari-lari sambil tangannya melambai di sisi kiri dan kanan dengan gemulai. Seperti sayap.

Itulah dunia anak-anak. Dunia yang penuh imajinasi dan fantasi.

Bahkan sampai dewasa, dunia terbang dan penerbangan masih menjadi dunia lain yang fantastik. Terkesan mewah dan istimewa. Betapa tidak, terbang tinggi di awan. Meluncur menembus langit biru. Muncul lagi di permukaan bumi yang berbeda. Dengan waktu hanya sekejab.

Dan, hanya orang yang berduit saja yang dapat terbang di atas awan. Naik pesawat bersayap lebar dengan raungan mesin dan liukan asap bagai ekor ular yang mengikuti gerakannya menembus awan dan langit biru.

Sementara, bagi orang yang tidak berduit, mereka menjadi pihak yang kurang beruntung, karena harus tetap membawa imajinasinya hanya sampai di dunia mimpi. Karena tiket pesawat tidak mampu dijangkau oleh kantong tipis mereka. Sehingga mereka harus merasa puas hanya bergerak di darat. Bersama deru kereta dan bus antarkota. Atau menari dalam gemulai gelombang laut, mengiring kapal laut menuju seberang.

Hingga akhirnya, semua berubah. AirAsia datang ke Indonesia dengan tawaran penerbangan tanpa embel-embel. No Frills, Lowest Fares. Dan, terbang pun tidak perlu lagi menunggu tebalnya kantong.

Now Everyone Can Fly (Gambar modif dari Fanpage AirAsia Indonesia)


Now Everyone Can Fly

Ya, dengan AirAsia, perjalanan mewah dan istimewa menembus awan dapat dinikmati setiap orang. Anak-anak pun tidak perlu lagi menyimpan dunia hayalnya hingga dewasa untuk menikmati indahnya meluncur di atas awan, menikmati kenyamanan perjalanan di antara gumpalan kapas tipis dan tebal. Menyeruak dunia fantasi, mengantar imaji membubung tinggi. Karena, semua itu nyata bersama AirAsia.

Berdasarkan pengalaman penulis, terbang melintasi barisan awan Surabaya-Jakarta hanya dalam jangkauan waktu satu jam sepuluh menit. Sangat berbeda saat penulis harus melalui waktu 12 jam terkantuk-kantuk di dalam bus malam.

Terbeng Menembus Langit Biru (Sumber Gambar: Fanpage AirAsia Indonesia)
Menikmati birunya langit dan barisan awan. Sungguh seperti mimpi, saat harus berada di antara awan. Hingga akhirnya harus mendarat di Bandara Soekarno-Hatta dan gerak mewah jalan-jalan ibukota pun memberi warna bagi cakrawala dunia penulis.

Gambar: Dok Pribadi
Penulis pun menempuh Jakarta-Malaysia hanya dalam waktu dua jam dua puluh menit. Di sana penulis pun disambut semarak Air Mancur Menari, liukan ceria air mancur warna-warni dengan iringan musik menghentak, temaram langit Kuala Lumpur, dan gemerlapnya KLCC (Kuala Lumpur City Center). Serta kehangatan Corus Hotel, dan sendunya pagi di area KLCC dengan ceruit suara burung di seberang jalan.

Selanjutnya penulis juga dapat menikmati megahnya Menara Petronas dengan sistem antrian yang terjadual secara sistematis. Longgarnya jalan raya, sehingga jalanan bebas macet, karena desain kota metropolis yang membuat nyaman pejalan kaki di gang-gang bawah tanah di antara deretan pertokoan mewah. Tidak lupa semarak Petaling Street di waktu malam dan riuhnya Genting Highland di sela-sela bekunya hawa dingin saat harus menembus kabut dengan kereta gantung.

Sampai gurihnya roti Chanai dengan sengatan bumbu kari, hamparan seafood restaurant, sampai semaraknya Kampung Baru yang banyak menyajikan kuliner khas Indonesia. Serta legit lembutnya durian Mou Sang King. Juga lembutnya cokelat tiramisu di Beryl's Chocolate Kingdom.

Dan, akhirnya, AirAsia membawa penulis kembali ke Surabaya dengan rute Kuala Lumpur-Surabaya hanya dalam kisaran dua jam limabelas menit. Terbang bersama AirAsia dari LCCT (Low Cost Carrier Terminal) dan mendarat di Bandara Juanda Terminal 1, merupakan pengalaman pertama penulis menembus rembang petang di atas awan. Memperhatikan suasa alam dengan bentuk peta google map tergambar di bawah sana. Hingga samar-samar cahaya lampu Kota Surabaya yang berkerlap-kerlip di bawah sana. Menjadikan dunia serasa benar-benar seperti negeri dongeng.

Jika biasanya penulis memandang kerlap-kerlip bintang dengan mendongak. Maka saat itu, penulis harus merunduk ke bawah, untuk nikmati indahnya kerlap kerlip lampu malam di Kota Surabaya. Menjelang jejak pesawat mendarat di Bandara Juanda.

Kini, terbang menembus awan telah menjadi hal yang sedemikian mudah dan murah. Terlebih, layanan pembelian tiket online yang sangat mudah melalui situs AirAsia.com. Untuk online pun kini tidak harus melalui personal computer. Dengan layanan aplikasi mobile pun bisa dilakukan pemesanan tiket. Jadi, di mana pun dan kapanpun, penumpang bisa pesan tiket.

Akhirnya, dengan AirAsia, tidak hanya mengubah hidup anak-anak dan penulis, tetapi mengubah hidup setiap orang, bahwa terbang ke angkasa kini menjadi hal yang mudah dan murah. Tagline penerbangan tanpa embel-embel disampaikan AirAsia dengan membuang aktivitas nonvalue-added dan memaksimalkan aktivitas value-added, sehingga harga tiket pun menjadi sangat murah.

Anak-anak pun tidak perlu lagi menyimpan imajinya dengan membawa sapu lidi, atau berjubah sarung, atau bersayap selendang, agar bisa terbang ke atas awan. Atau berlari meliuk-liuk sambil melambai gemulai tangan kiri dan kanan. Karena, dengan AirAsia, menembus awan dan menikmati barisan gumpalan awan yang melayang di cakrawala, bukan lagi hanya cerita dari Negeri Dongeng. Dan, menjangkau nusantara pun menjadi lebih mudah. Bahkan menuju ragam destinasi di penjuru dunia.

No comments:

Post a Comment

.comment-content a {display: none;}